The Details

Sep 19, 2025 .

Puzzle Kehidupan yang Sempurna

Nama saya Sarda, berumur 26 tahun. Sebagai seorang gadis yang mempunyai mimpi dan ingin mewujudkannya, hambatan-hambatan yang ada tentu akan saya hadapi. Semua bermula dari niat hati ingin mendaftar beasiswa LPDP untuk melanjutkan pendidikan jenjang magister. Sebagai seseorang yang bekerja di industri pertambangan, pastilah jauh dari pusat kota dan keterbatasan akses lainnya seperti jaringan internet. Pada tahun 2023, saya mendapatkan informasi dari salah satu rekan kerja bahwa akan ada pembukaan beasiswa LPDP batch 1 di tahun 2024. Saya ingin mendaftar pada saat itu lewat jalur beasiswa daerah afirmasi karena kebetulan saya tinggal di salah satu daerah afirmasi yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara yaitu Kota Ternate. Perjalanan saya dimulai dengan mempersiapkan esai yang membahas tentang isu yang terjadi di daerah saya.

Tetapi, setelah melihat persyaratan menggunakan TOEFL untuk pendaftaran jalur beasiswa daerah afirmasi, maka saya memutuskan untuk melakukan tes TOEFL terlebih dahulu untuk melengkapi persyaratan LPDP maupun kampus tujuan. Namun, karena masalah jaringan dan keterbatasan waktu saat bekerja, saya tidak dapat memenuhi persyaratan aplikasi dan gagal melangsungkan tes TOEFL di perusahaan tempat saya bekerja. Akhirnya, saya memutuskan untuk resign pada bulan Januari 2024 untuk bisa fokus pada persiapan pendaftaran beasiswa LPDP. Saya kembali ke kampung halaman, Gorontalo, lalu mulai belajar untuk persiapan mengikuti tes TOEFL. Tetapi karena skor hasil tes TOEFL saya belum mencapai minimal jalur daerah afirmasi yang dipersyaratkan, sehingga saya harus belajar dan latihan lebih giat lagi.

Terhitung sudah tiga kali saya melakukan tes TOEFL dan akhirnya mencapai skor yang diinginkan. Selama mempersiapkan sertifikat bahasa tersebut, saya melewatkan pendaftaran LPDP batch 1 2024 dan berharap dapat mengikuti batch selanjutnya dengan persiapan yang lebih maksimal. Rencananya saya akan mendaftar batch 2 ini dengan melampirkan LoA dari kampus Universitas Gadjah Mada pada Program Studi Magister Kimia, di mana kampus tersebut merupakan kampus pilihan pertama saya. Melihat persyaratan administrasi untuk mendaftar Magister Kimia terdiri dari Tes Potensi Akademik dan TOEFL, maka saya berniat untuk mengikuti les daring untuk belajar TPA selama hampir dua minggu agar persiapan untuk tes jadi lebih mudah. Sambil mempersiapkan syarat untuk mendaftar beasiswa LPDP dan kampus, saya juga mulai mencari pekerjaan baru di Gorontalo untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mengingat saya sudah resign dari pekerjaan sebelumnya dan membutuhkan dana untuk tes TOEFL maupun TPA. Tetapi, lagi dan lagi tidak ada satupun yang bisa menerima saya untuk bekerja, akhirnya saya memutuskan untuk membantu usaha sayur ibu saya dipasar dan uangnya bisa saya simpan untuk keperluan tes nanti.

Saya mengikuti les TPA setiap hari dengan rajin dan tekun, hingga tibalah saat tes TPA daring dilaksanakan oleh Bappenas, dan seminggu kemudian saya mendapatkan hasilnya. Alhamdulillah, skor saya lebih dari cukup untuk mendaftar di Prodi Magister Kimia Universitas Gadjah Mada. Dikarenakan waktu yang sudah dekat, jadinya saya mendaftar pada gelombang keempat dan pada saat yang sama saya juga mendaftar LPDP batch 2 tahun 2024. Pada saat pendaftaran LPDP batch 2 tahun 2024, saya tidak mencantumkan LoA dari kampus dikarenakan LoA saya belum juga terbit setelah dinyatakan lulus dari seleksi administrasi maupun tes substansi. Pada akhirnya, saya sudah berjaga-jaga untuk mempersiapkan tes bakat skolastik sebaik mungkin untuk mendapatkan skor yang maksimal. Mulai dari belajar daring dari internet hingga mengikuti webinar, semuanya saya ikuti karena saya merasa soal-soalnya lebih sulit jika dibandingkan dengan tes TPA Bappenas.

Tiba saat tes bakat skolastik. Saya mulai mengerjakan soal-soal dengan teliti, tidak juga melupakan waktu yang terus berjalan selama tes. Setelah mengerjakan semua soal-soal dari tes bakat skolastik, ada perasaan campur aduk yang saya rasakan, mulai dari rasa lega karena akhirnya saya bisa melewati tes ini dan perasaan takut tidak dapat mencapai skor yang dipersyaratkan. Hingga saat pengumuman hasil tes bakat skolastik tiba, saya dinyatakan tidak lulus. Sungguh, saat itu saya benar-benar kecewa pada diri saya sendiri, karena passing grade dari jalur beasiswa daerah afirmasi terbilang lebih rendah dibandingkan dengan jalur-jalur beasiswa lain, tetapi saya tetap tidak bisa lolos. Apakah saya yang kurang mempersiapkan atau memang saya yang tidak mampu? dan lebih kecewanya lagi, saya sudah mendapatkan LoA dari kampus tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya saya menenangkan diri dengan mengajak adik saya jalan-jalan dan nonton bioskop agar tidak terlalu merasa kecewa. Untungnya, adik saya sangat pengertian sehingga kekecewaan yang saya alami bisa terlupakan sejenak.

LoA yang telah tersedia saya simpan dengan niat dapat dicantumkan saat pendaftaran LPDP batch 1 tahun 2025 nanti, karena bisa jadi hal ini dapat memudahkan untuk pendaftaran selanjutnya dengan melewati tes bakat skolastik dan langsung melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu tes substansi. Setelah itu, saya melakukan penundaan kuliah dua semester sejak LoA tersebut diterbitkan. Mendengar pendaftaran LPDP batch 1 tahun 2025 sudah dibuka, saya mulai ikut lagi dengan mencantumkan LoA yang sudah saya dapatkan dari kampus saat seleksi administrasi. Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus seleksi administrasi dan langsung ke tahap tes substansi.

Sebelum jadwal seleksi substansi, saya benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. Dimulai dari belajar mandiri di rumah dan mencoba untuk latihan tanya jawab sendiri mengenai kemungkinan pertanyaan yang akan ditanyakan oleh pewawancara kepada saya. Saya tidak mengikuti mock-up seperti halnya yang dilakukan oleh teman-teman calon awardee karena saya merasa esai saya kurang menarik sehingga saya tidak percaya diri untuk membahasnya bersama orang lain. Setiap hari saya belajar dan berlatih, dan tidak lupa untuk terus meningkatkan ibadah serta memohon doa dan dukungan dari keluarga agar segala prosesnya diberi kelancaran oleh Allah SWT.

Hingga tiba jadwal untuk mengikuti seleksi substansi. Dimulai dari keringat yang semakin mengucur, saya mulai dihadapkan dengan tiga interviewer dimana terdiri dari dua orang Laki-laki dan satu orang perempuan. Akhirnya, dengan keberanian, saya mulai menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepada saya sambil sesekali tersenyum agar tidak terlihat gugup sekaligus untuk memecah kecanggungan. Hingga kurang lebih satu jam saya melakukan tes wawancara, tidak terasa sudah berada di penghujung, selesai kemudian berpamitan kepada ketiga pewawancara tadi. Sekujur tubuh saat itu juga langsung lemas diatas tempat tidur karena merasa energi saya banyak terkuras. Mungkin ini terdengar berlebihan, tetapi itulah fakta yang saya rasakan.

Sambil menunggu hasil tes substansi, tidak ada henti-hentinya saya berdoa dan meminta dukungan semangat dari keluarga. Hingga malam itu tiba, tanggal 19 Juni 2025, hasil seleksi substansi di aplikasi pendaftaran pun mulai muncul. Saya tidak berani untuk membuka aplikasi dan melihat hasil yang tertera sehingga saya meminta tolong teman untuk dibukakan. Setelah teman saya melihat hasilnya, dia mengirimkan hasil tangkapan layar tersebut di aplikasi WhatsApp, saya lama terdiam dan mencoba mencermati gambar itu dengan baik, pada saat itu rasanya otak saya tidak bisa berpikir. Dan kalian tahu apa hasilnya? Ya, saya lulus seleksi substansi dengan skor yang melampaui passing grade yang ditetapkan. Alhamdulillah, ya Allah tiada henti-hentinya saya mengucap syukur pada malam itu.       

Ibu saya sudah tertidur kurang lebih setengah jam dan sebenarnya tidak tega untuk membangunkannya. Tetapi, saya tidak bisa menunggu hari esok untuk membagikan kabar gembira ini kepada keluarga. Akhirnya, saya membangunkan Ibu secara perlahan dan mulai memberitahukan bahwa saya lulus seleksi substansi. Betapa senangnya Ibu dan Adik saya saat mendengarkan kabar tersebut. Saya sampai tidak kuat menahan air mata karena tidak yakin sedari awal bahwasanya saya akan lolos. Malam itu telah menjadi salah satu sejarah penting dalam hidup saya.

Malam yang sama, saya juga mendengar kabar banyak dari teman-teman seperjuangan yang juga mendaftar LPDP pada batch ini belum dinyatakan lolos, saya merasa sedih, mengingat pada saat itu, kami sudah berjuang bersama, saling menyemangati di grup belajar, saya juga jadi banyak belajar hingga mendapatkan sesuatu yang berharga dari  pengalaman-pengalaman keren mereka. Harapannya kami bisa lulus LPDP dan mengemban amanat bersama, tetapi takdir berkata lain. Saya hanya bisa memberikan semangat dan mulai membantu mereka sebisa saya untuk tidak berhenti berjuang dan mencoba lagi di pendaftaran selanjutnya.

Setelah proses panjang yang saya lalui, akhirnya saya menjadi awardee LPDP pada PK-262 sekaligus sebagai mahasiswa Magister Kimia angkatan 2025 di Universitas Gadjah Mada. Saya hanya ingin berpesan untuk semua orang yang membaca pengalaman pribadi saya ini yaitu teruslah melangkah maju untuk mencapai tujuanmu, karena tidak ada kata terlambat untuk memulai semua proses itu. Juga, kita tidak akan pernah tahu kapan takdir baik akan menghampiri kita, jadi teruslah mencoba.

Tulisan oleh:

Sarda
Magister Kimia
Persiapan Keberangkatan (PK) 262
Angkatan Awardee: 2025 Gasal

Reviewer:
Awalia Nur Sakinah
Magister Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *